Senin, 12 Juli 2010

I Remember (Cerita Di Balik Segelas Jus Sirsak)

Aku ingat mimpi-mimpiku bermalam-malam
Aku ingat sosok dan bayanganmu
aku masih ingat semua

Aku ingat pertama kali kita berkenalan
Aku ingat pertama kali kita bicara
Aku ingat pertama kali menyentuhmu

Aku ingat pertama kali kita makan siang berdua
Tempat, bahkan menunya
Kau nasi goreng kambing dan es teh manis, aku segelas jus sirsak
Aku ingat kau memandangku dengan aneh sambil bertanya apakah tidak lapar
Aku ingat hanya tersenyum padamu kalau aku bersikeras hanya ingin jus sirsak

Aku ingat pertama kali aku minta diantar ke
Kau tertawa, tapi tetap kau tepuk kursi belakang motormu
Aku ingat ekspresi itu
Matamu menyipit dibalik kacamata
Seyum lebar bibirmu yang membuka dan deretan gigi yang besar dan rapi
Aku masih ingat semua

Aku ingat pertama kali aku meminjam motormu
Kau tertawa, dahimu berkerut
bertanya memangnya aku bisa
Dengan bangga aku menunjukkan SIM padamu
Kau tertawa lagi, tapi tetap memberikan kuncinya padaku
tak peduli temanmu tertawa padamu
Aku masih ingat semua

Aku ingat suatu sore seusai kuliah
Kau mengantarku ke tempat bis yang belum muncul
Saat itu pertama kali kau menunggu bersamaku
padahal aku sudah memintamu untuk pulang
tapi kau tetap diam, menunggu bis hingga datang
Aku masih ingat canda tawa kita
tapi aku tak pernah tahu alasanmu bertindak demikian
sampai sekarang

Aku ingat saat kita mulai jauh
karena hal-hal yang sampai saat ini kusesali
Itulah saat pertama kali aku merasa berat
Kita tak pernah makan siang lagi
Kita tak pernah tertawa bersama lagi
Aku masih ingat semua

Aku ingat sebuah pesan singkat yang membuatku merasa terpukul
Kau tak tahu waktu itu aku merasa seperti bermimpi
mimpi buruk yang merayap ke alam nyata
Aku ingin melihatmu, tapi ternyata tak bisa...
Aku ingat, aku masih ingat semua

Aku masih ingat hari-hari berikutnya
Saat seseorang mengabarkan kau tiada
Langit rasanya runtuh menimpaku
Aku tak tahu benar dan salah
sakit dan sedih
Aku tak tahu harus menangis atau bersyukur
Sampai sekarang aku bertanya...
"Kenapa?"

Tak ada lagi canda tawa berdua
Tak ada lagi makan siang bersama
Tak ada lagi kamu

Aku masih ingat
Saat pertama kali melihatmu
Saat pertama kali tertawa bersamamu
Saat pertama kali berbagi denganmu
Saat pertama kali aku menjauh darimu
Saat akhirnya aku jatuh hati dan menitipkannya padamu
Kau pergi...

"Bagaikan ombak di pantai, bergulung besar di tengah samudra, mengecil ke tepian hingga akhirnya tak tampak lagi. Ombak tidak hilang, ia hanya kembali menjadi bentuk dan sifat alamiahnya, menjadi tetes-tetes air laut di samudra, dan suatu saat akan kembali menjadi ombak yang berlarian menuju bibir pantai."