Sabtu, 17 Juli 2010

Tak Ada Gantinya - Ipang

Bagaimana ku bisa berpaling darimu
Sekian lama ku mencari separuh jiwaku
Ku mau menunggu, tak pernah berhenti
sampai suatu saat nanti kau kan menyadari

Ku ingin kau tahu takkan ada habisnya
Ku masih miliki cinta melebihi yang kau kira

Hanyalah senyummu yang menghapus rinduku
Telah lama tak ku jumpa, menghilang dariku
Akan kulakukan, asal kau kembali
Ku tak sanggup sendiri lebih lama lagi

Oh, ku ingin kau tahu takkan ada habisnya
Ku masih milikki cinta melebihi yang keu kira
Ku ingin kau tahu kau tetap di hatiku
Ada yang harus kau mengerti
Kau takkan ada gantinya

Yang aku inginkan hanyalah dirimu bersamaku selamanya
Bantu aku pergi dari
sepi yang ku rasa menyakitkan

Ku ingin kau tahu takkan ada habisnya
Ku masih miliki cinta melebihi yang kau kira
Ku ingin kau tahu kau tetap di hatiku
Ada yang harus kau mengerti
Kau takkan ada gantinya



Tiba-tiba aja tadi malem, sekitar jam 00.30, HP gue bunyi. Nama dan nomernya muncul di layar, Anggun mulai nyanyi lagu Deep Blue Sea-nya.

Malam sebelumnya dia juga nelpon, dan dia ngasih kabar kalo dia bakal pergi dalam waktu dekat. Waktu gue tanya kemana, dia bilang ke Jakarta, atau Batam, atau...Tokyo. Damn, kepala gue rasanya kayak abis diobrak-abrik, badan kayak abis digebukin. Ga tau kenapa rasanya gue sedih, padahal gue bukan siapa-siapanya dia. Gue cuma temen dia, itu aja. Mungkin bisa dibilang gue berlebihan atau apapun, tapi malam itu gue bener-bener merasa sedih dan ga enak banget, nyampur jadi satu. Satu hal yang langsung gue bilang sama dia, "Hahh, aku ditinggalin lagi deh. Selalu aja ada yang pergi ninggalin aku. Aku ga suka ditinggalin, tapi kenapa ditinggalin mulu ya? Dulu sama temen, sekarang sama kamu."

Kembali ke malam berikutnya, gue kembali denger suara dia. Tiba-tiba dia pengen gue denger sebuah lagu yang dinyanyiin Ipang. Dia bilang itu lagu terbarunya dan dia ga tau judulnya. Gue mengiyakan aja, soalnya gue emang suka lagu-lagunya Ipang. Pas diputer, ternyata lagu yang liriknya ada di atas. Jantung gue mencelos; gue emang suka lagu itu. Suka banget, musik dan liriknya. Ya Tuhan...

Dia emang salah ngira itu lagu terbarunya Ipang. Gue tau lagu itu udah lumayan lama.

Sebenernya gue emang lagi pengen digombalin. Tiap gue denger lagunya RAN - Karena Ku Suka Dirimu, gue pengen banget ada cowok yang nyanyiin liriknya buat gue.

Bukan berarti gue ga berterima kasih dan menghargai dia. Gue seneng kok dia muterin lagu Ipang sambil ikutan nyanyi, walaupun suaranya entah gimana caranya ga nyambung sama nada lagunya. Believe it or not, hal itu yang udah lama banget gue tunggu-tunggu dari dia. Lama banget gue pengen dia ngasih gue 1 lagu yang liriknya gue suka dan pas buat kami berdua. Gue bener-bener ga nyangka malam itu satu impian gue terwujud. Ga tau harus minta apa lagi. Saat gue bilang sama dia tentang hal itu, dia cuma bilang, "Aku tau kok jantung kamu pasti lagi deg-deg-an sekarang, aku tau kamu pasti suka. Aku udah mengenalmu, Maria."

Gue ga tau harus seneng atau sedih. Gue ga tau harus tersenyum bahagia atau menangis sedih. Kenapa dia melakukan itu semua di saat dia mau pergi? Senin besok keputusannya, apakah dia akan pergi dan kemana tujuannya. Yang jelas, dia berjanji akan menghabiskan 1 hari bersamaku sebelum dia pergi.

Dia sempat bertanya, apa yang aku inginkan darinya kalau dia pergi. Aku bilang tak berani berharap tinggi apapun darinya, aku hanya ingin apa yang dia inginkan dapat tercapai. Dia minta aku agar jangan nakal selama dia pergi. Parah? Tidak, bukan itu. Yang terparah justru dia minta agar aku menunggunya...

Dengan bersedih dan tak ingin kau pergi, berarti aku egois. Harusnya aku senang bersamamu karena akhirnya kau akan menjelang Surya hidupmu. Atau aku harus menangis gembira untuk kita? Ya, mungkin kamu memang takkan ada gantinya. Selamat :)

Selasa, 13 Juli 2010

Tentang Kehilangan

Beberapa hari yang lalu kulihat sebuah cerita di layar.
Entah mengapa rasanya aku ingin sekali membacanya,
tapi pada akhirnya aku tak mengerti maksudnya.

Kemarin aku mendengar sebuah cerita seorang teman.
Cerita tentang seorang sahabat yang baru saja kehilangan.
Tentu aku kaget, aku sedih
tapi aku juga merasa seperti habis dipukul dengan gada.
Perutku mual, dadaku sakit.

Sepanjang perjalanan, aku kembali melamun.
Ya, belakangan ini aku sering melamun saat sendiri.
Jadi, itu maksudnya...
Aku teringat sebuah nama yang juga telah hilang.

Lalu aku menitikkan air mata...

Aku memang tidak pernah mengenal tunanganmu.
Aku juga tidak pernah mendengar cerita apapun darimu.
Yang aku tahu memang banyak peristiwa yang terjadi dengan cepat.
Begitu cepat dan terlalu cepat hingga kita tak pernah siap untuk menerima, apalagi menghadapinya.

Tak harus kau cerita padaku.
Tak harus kau banyak bicara di depanku.
Tak perlu semua itu, aku tahu kau bukan orang seperti itu.
Yang ingin aku lakukan sekarang hanya memastikan kau baik-baik saja,
walaupun aku tahu kau pasti akan baik-baik saja.
Aku ingin kau tahu kalau aku juga pernah merasakan hal yang sama
Aku juga kehilangan, dan aku tahu seperti apa rasanya.
Aku ingin kau tahu...
Mereka tidak pergi, tidak pernah hilang.
Mereka selalu ada dan hidup dalam hati kita.



"Bagaimanapun hidup hanya cerita. Cerita tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan...cinta"

Senin, 12 Juli 2010

I Remember (Cerita Di Balik Segelas Jus Sirsak)

Aku ingat mimpi-mimpiku bermalam-malam
Aku ingat sosok dan bayanganmu
aku masih ingat semua

Aku ingat pertama kali kita berkenalan
Aku ingat pertama kali kita bicara
Aku ingat pertama kali menyentuhmu

Aku ingat pertama kali kita makan siang berdua
Tempat, bahkan menunya
Kau nasi goreng kambing dan es teh manis, aku segelas jus sirsak
Aku ingat kau memandangku dengan aneh sambil bertanya apakah tidak lapar
Aku ingat hanya tersenyum padamu kalau aku bersikeras hanya ingin jus sirsak

Aku ingat pertama kali aku minta diantar ke
Kau tertawa, tapi tetap kau tepuk kursi belakang motormu
Aku ingat ekspresi itu
Matamu menyipit dibalik kacamata
Seyum lebar bibirmu yang membuka dan deretan gigi yang besar dan rapi
Aku masih ingat semua

Aku ingat pertama kali aku meminjam motormu
Kau tertawa, dahimu berkerut
bertanya memangnya aku bisa
Dengan bangga aku menunjukkan SIM padamu
Kau tertawa lagi, tapi tetap memberikan kuncinya padaku
tak peduli temanmu tertawa padamu
Aku masih ingat semua

Aku ingat suatu sore seusai kuliah
Kau mengantarku ke tempat bis yang belum muncul
Saat itu pertama kali kau menunggu bersamaku
padahal aku sudah memintamu untuk pulang
tapi kau tetap diam, menunggu bis hingga datang
Aku masih ingat canda tawa kita
tapi aku tak pernah tahu alasanmu bertindak demikian
sampai sekarang

Aku ingat saat kita mulai jauh
karena hal-hal yang sampai saat ini kusesali
Itulah saat pertama kali aku merasa berat
Kita tak pernah makan siang lagi
Kita tak pernah tertawa bersama lagi
Aku masih ingat semua

Aku ingat sebuah pesan singkat yang membuatku merasa terpukul
Kau tak tahu waktu itu aku merasa seperti bermimpi
mimpi buruk yang merayap ke alam nyata
Aku ingin melihatmu, tapi ternyata tak bisa...
Aku ingat, aku masih ingat semua

Aku masih ingat hari-hari berikutnya
Saat seseorang mengabarkan kau tiada
Langit rasanya runtuh menimpaku
Aku tak tahu benar dan salah
sakit dan sedih
Aku tak tahu harus menangis atau bersyukur
Sampai sekarang aku bertanya...
"Kenapa?"

Tak ada lagi canda tawa berdua
Tak ada lagi makan siang bersama
Tak ada lagi kamu

Aku masih ingat
Saat pertama kali melihatmu
Saat pertama kali tertawa bersamamu
Saat pertama kali berbagi denganmu
Saat pertama kali aku menjauh darimu
Saat akhirnya aku jatuh hati dan menitipkannya padamu
Kau pergi...

"Bagaikan ombak di pantai, bergulung besar di tengah samudra, mengecil ke tepian hingga akhirnya tak tampak lagi. Ombak tidak hilang, ia hanya kembali menjadi bentuk dan sifat alamiahnya, menjadi tetes-tetes air laut di samudra, dan suatu saat akan kembali menjadi ombak yang berlarian menuju bibir pantai."